Ayo siapa yang hobi hiking atau mendaki gunung dan menikmati keindahan alam ini. sungguh indah dunia ini, ketika kita sampai dipuncak guning yang menjulang dan melihat hamparan awan dan pemandangan yang bikin kita takjub pada ciptaan illahi. Subhanalloh begitu indahnya ciptaanmu ini.
Namun, pernahkah anda berpikir dan merasakan ketika kita sampai dipuncak gunung, kita meraskan sesak napas? ya kenapaketika kita berada di puncak yang tinggi udara semakin menipis?
Ternyata eh ternyata kejadia tersebut sudah tertulis dalam kitab suci umat islam, yaitu Al-Quran. Alloh SWT berfirman dalam surat AL-An'am ayat 125 yaitu :
فَمَنْ
يُرِدِ اللهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ
يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا
يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ
الرِّجْسَ عَلَى
الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ (125)
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam.
Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah
menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke
langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak
beriman.” (QS Al-An’am [6]: 125)
Formasi atmosfer sebelumnya tidak diketahu sampai Pascal membuktikan
keberadaannya pada 1648. Ia membuktikan bahwa tekanan udara berkurang
ketika kita pergi ke tempat yang lebih tinggi di atas permukaan laut.
Belakangan diketahui bahwa udara di lapisan bawah atmosfer lebih
padat. Sekitar 50% dari massa udara terletak antara permukaan bumi
hingga 20.000 meter di atas permukaan laut, dan 90% terletak antara
permukaan bumi hingga 50.000 meter di atas permukaan laut.
Oleh karena itu, kerapatan udara berkurang secara vertikal hingga
mencapai paling tekanan terendah di lapisan yang paling tinggi dari
atmosfer, sebelum benar-benar menghilang di luar angkasa.
Ketika manusia berjalan lebih dari 10.000 meter di atas permukaan
laut, hal itu tidak menyebabkannya berada dalam masalah serius, karena
sistem pernafasan dapat mengatasi ketinggian 10.000 hingga 25.000 kaki
di atas permukaan laut. Akan tetapi jika seseorang masuk ke luar
angkasa, jumlah penurunan tekanan dan oksigen menyebabkan penutupan dada
dan dyspnea (sesak napas). Kemudian, proses pernapasan menjadi sulit
karena kekurangan oksigen dan sistem pernapasan sepenuhnya gagal,
sehingga menyebabkan kematian.
Sudah lazim diketahui bahwa berbagai informasi tentang lapisan
atmosfer tidak dikenal pada saat Alquran diturunkan. Akibatnya, tekanan
rendah dan penurunan oksigen—sesuatu yang diperlukan untuk kehidupan
manusia—di lapisan yang lebih tinggi juga tidak diketahui. Orang-orang
pada waktu itu tidak mengetahui fakta-fakta ini. Sebaliknya, mereka
percaya bahwa setiap kali seseorang menaiki tempat yang lebih tinggi,
maka dia akan merasa lebih tenang dan bahagia serta bisa menikmati
angin.
Ayat mulia ini jelas menunjukkan dua fakta yang telah hanya ditemukan
akhir-akhir ini oleh ilmu pengetahuan modern. Yang pertama adalah
dyspnea yang terjadi jika seseorang berjalan lebih tinggi di lapisan
atmosfer karena kekurangan oksigen dan penurunan tekanan udara. Yang
kedua adalah kesusahan napas yang mengarah pada kematian terjadi ketika
seseorang berjalan lebih dari 30.000 meter di atas permukaan laut. Hal
ini disebabkan oleh penurunan drastis tekanan udara dan kekurangan
oksigen secara ekstrem.
Yang penting untuk dicatat adalah keajaiban pemilihan kata yashsha’adu
(menaiki) yang menunjukkan suatu kondisi yang sulit dan menggambarkan
rasa sakit dan penderitaan yang menyertainya. Ini merupakan indikasi
pasti bahwa Al-Qur’an ini benar-benar bersumber dari Yang Maha
Mengetahui dan Maha Mengenal.
Source :Era Muslim
4 komentar
Ane setuju, tambahin lagi informasi yang berkaitan dalam Al-Quran dengan kehidupan sehari-hari gan... ane suka artikel jenis ini
benar2 pemberi petunjuk
siap kang :) dan semoga bermanfaat :)
bener bang :)
Show EmoticonHide Emoticon