Amerika merupaka negara serikat yang terdiri dari negara-negara bagian. penduduk Amerika Serikat sebagian besar beragama kristen dan yahudi. namun tahukah anda di Amerika Serikat juga tidak sedikit penduduknya beragama Islam. negara yang dijuluki Paman Sam ini menyimpan sejarah tersendiri yang jarang diungkap ke permukaan pubik. Sejarah apakah itu? mari kita simak baik-baik.
Beberapa kepala suku Indian juga selalu mengenakan sorban, di
antaranya Kepala Suku Sioux, Chippewa, Yuchi, Iowa, Sauk, Creek, Kansas,
Miami, Potawatomi, Fox, Seminole, dan Winnebago. Sampai sekarang,
foto-foto yang berasal dari tahun 1835 dan 1870 tersebut masih disimpan
dengan rapi di sejumlah museum di Amerika dan juga di arsip nasional.
Columbus sendiri mengetahui bahawa orang-orang Carib (Caribbean)
adalah pengikut Nabi Muhammad Saw. Penduduk asli benuan besar itu sudah
memeluk Islam jauh sebelumColombus menjejakkan kakinya di sana.
Orang-orang Islam dari Pantai Barat Afrika, dan juga armada Cheng Ho,
datang ke benua besar tersebut untuk berdagang, bersosialisasi, dan
berasimilasi dengan penduduk asli. Beda dengan Colombus yang
menginjakkan kaki untuk merampok kekayaan benua besar tersebut.
Para Penjelajah Muslim di Amerika
Catatan yang ada tentang siapa “orang asing” yang pertama kali
menjejakkan kakinya di benya besar ini merujuk kepada Khashshah bin Said
bin Aswad, yang pada tahun 889 masehi telah mendarat di benua itu.
Khashshah merupakan seorang navigator muslim dari Cordoba, Spanyol.
Spanyol di masa itu merupakan pusat peradaban Islam di Barat, bagian
dari Khilafah Bani Umayah II. Dia menyeberangi lautan Atlantik dan
mensyiarkan penduduk asli di benua besar itu hanya terpaut 200-an tahun
setelah Rasulullah SAW wafat.
Selain Khashshah, ada banyak pelaut Muslim yang juga mencatatkan
perjalananya ke benua besar ini antara lain: Abul-Hassan Ali Ibn Al
Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun
1166), Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300-1384) dan
Ibn Battuta (meninggal tahun 1369). Mereka semuanya terlebih dahulu tiba
di benua besar ketimbang Colombus yang baru tiba pada abad ke-15
Masehi.
Dalam bukunya, “The Meadows of Gold and Quarries of Jewels”,
Al-Masudi melaporkan bahawa semasa pemerintahan Khalifah Spanyol
Abdullah Ibn Muhammad (888-912), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad berlayar
dari Delba (Palos) pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik hingga
menemui wilayah yang asing dan disebutnya sebagai Ard-Majhoola. Kemudian
beliau kembali dengan membawa pelbagai barangan yang menakjubkan.
Selepas penemuan itu, banyak pelayaran menuju daratan di seberang Lautan
Atlantik dilakukan. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az Zaman’ yang
memuat bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika dan
Asia.
Dr. Youssef Mroueh juga mencatat, pada masa kekuasaan n Khalifah
Abdul Rahman III dari Dinasti Umayyah (929-961 M), ada sejumlah
ekspedisi orang-orang Islam dari Afrika yang berlayar dari pelabuhan
Delba (Palos) di Spanyol menuju ke barat lautan yang gelap dan berkabut,
yakni Lautan Atlantik. Setelah itu mereka kembali dengan selamat di
Palos dengan membawa banyak barang bernilai hasil berdagang.
Dalam catatan sejarawan Abu Bakr Ibn Umar, pada masa pemerintahan
Khalifah Spanyol, Hisham II (976-1009) seorang pelaut dari Granada, Ibn
Farrukh, meninggalkan pelabuhan Kadesh pada Februari tahun 999 melintasi
Lautan Atlantik dan mendarat di Gando (Canary Island). Ibn Farrukh
mengunjungi Raja Guanariga dan kemudian melanjutkan pelayarannya ke
barat hingga melihat dua pulau dan menamakannya Capraria dan Pluitana.
Ibn Farrukh kembali ke Sepanyol pada Mei 999.
Pelayaran melintasi Lautan Atlantik yang berasal dari Maghribi juga
dicatat oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel
Al-Mazandarani. Kapalnya bertolak dari Tarfayadi Maghribi pada zaman
Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286-1307) raja keenam dalam Dinasti
Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Caribbean pada tahun
1291. Menurut Dr. Morueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan
rujukan oleh para saintis Islam.
Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika barat yang beribukota di
Timbuktu juga pernah melakukan pelayaran sehingga ke benua Amerika.
Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300-1384)
telah memerincikan eksplorasi geografi ini. Timbuktu yang berada di
tengah-tengah Afrika kini seolah terlupakan, padahal lokasi ini
dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan, dan pusat keilmuan
yang maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut banyak dilakukan
baik menuju ke Timbuktu ataupun bermula dari Timbuktu.
Sultan yang tercatat akan eksplorasinya hingga ke benua baru waktu
itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285-1312), yakni saudara Sultan Mansa
Kankan Musa (1312-1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi
melintasi Lautan Atlantik sehingga ke Amerika dan menyusuri sungai
Mississippi.
Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara
dengan menyusuri sungai Mississippi di antara tahun 1309-1312, satu abad
sebelum Colombus. Para eksplorasi ini berbahasa Arab. Dua abad
kemudian, penemuan benua Amerika dilukiskan di dalam peta berwarna Piri
Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman
Sultan Selim I (1517).
Laksamana Ceng Ho
Laksamana Ceng Ho, seorang pendakwah Islam, tiba di benua besar ini
70 tahun lebih awal dari Colombus. Armada Ceng Ho sangat besar, bahkan
jika armada Colombus dan Vasco da Gama jika digabungkan maka mereka
semua muat dalam sebagian buritan kapal Ceng Ho.
Mari kita bandingkan, Bartholomeus Diaz, orang pertama yang melintasi
ujung selatan Benua Afrika (Tanjung Harapan), hanya menggunakan tiga
kapal jenis Caravel yang bermuatan 170 orang. Christopher Columbus,
yang memulai pelayarannya 3 Agustus 1492, juga menggunakan tiga kapal.
Total jumlah awak kapalnya cuma 104 orang. Sedangkan armada Cheng Ho
mencapai 357 kapal dengan 27.800 awak. Dari kesemua kapal, sebanyak 62
di antaranya berukuran raksasa yang disebut jung, dengan panjang 132
meter dan lebar 54 meter. Luas geladak utama jung yang berbobot 2.700
metrik ton itu mencapai 4.600 meter persegi. Cukup untuk menampung
seluruh armada kapal Columbus plus Vasco da Gama.
Cheng Ho sendiri memiliki nama arab, yaitu Haji Mahmud Shams. Beliau
lahir tahun 1371 dan wafat tahun 1433. Ceng Ho melakukan penjelajahan
dan dakwah keliling dunia selama 28 tahun, dari tahun 1405 hingga 1433.
Kebesaran Ceng Ho merupakan fakta sejarah, namun jika sejarah resmi
dunia hari ini malah membesarkan nama Colombus dan Vasco Da Gama, maka
itu merupakan suatu penggelapan yang dilakukan pihak-pihak yang tidak
menyukai kegemilangan sejarah Islam.
Colombus, Pembantai Muslim Indian dan Penggunaan Senjata Biologi Pertama
Colombus merupakan salah seorang penerus cita-cita Knight Templar.
Sejarahnya bisa dirunut dari kisah Grand Master Biarawan Sion, induk
dari Knights of Templar, yang juga sering disebut sebagai Nautonnier
atau The Navigator (Juru Mudi).
Istilah ini terus dipelihara oleh organisasi-organisasi pewaris
Templar selama berabad abad setelah Knights of Templar dibasmi oleh King
Philip le Bell dan Paus Clement V (1307-1314). Walau Grand Master
Templar kala itu, Jacques de Mollay, dihukum mati dengan cara dibakar
hidup-hidup, sesuatu yang lazim dimasa tersebut terhadap seseorang yang
dituduh Gereja telah melakukan heresy (bidah), namun banyak pemerhati
sejarah Eropa abad pertengahan yang meyakini bahwa tidak semua pemimpin
atau Raja Eropa melakukan pembasmian Templar secara serius.
Walau tidak lagi mengenakan jubah Templar, kelompok ini masih terus
bertahan di Eropa dan meluaskan pengaruhnya ke seluruh dunia hingga
sekarang. Pada tahun 1418-1480, René d’Anjou (René dari Anjou, Rene Sang
Budiman) menjadi Grand Master Italia. Bangsawan Yahudi Italia ini
meneruskan kepemimpinan Grand Master sebelumnya, Nicholas Flamel, wafat
di tahun 1418. Dalam tradisi ordo, sebelum seorang Grand Master
meninggal maka dia harus menunjuk penggantinya.
Saat sakit keras, Flamel telah menunjuk René sebagai penggantinya.
luar istana dan berpotensi menjadi sosok pahlawan. Ia adalah seorang
lelaki yang hidupnya diperuntukan bagi masa mendatang, mengatisipasi
pangeran-pangeran Italia di zaman pencerahan (Renaissance). Ia juga
seorang yang rajin menulis, bukunya mencerahkan. Ia merangkai puisi dan
alegori mistis… René juga mendalami tradisi esoteris, dan di istananya
ada seorang ahli astrologi Yahudi, Kabalis, dan ahli fisika bernama Jean
de Saint Rémy, kakek dari Nostradamus.” (Holy Blood Holy Grail, 1982).
Di masa kepemimpinan René inilah, pada tahun 1451, Cristoforo Colombo
atau dalam lidah Inggris disebut sebagai Christopher Columbus
dilahirkan dari pasangan Katolik bernama Dominico Colombo dan Suzanna
Fontanarossa. Columbus lahir di Genoa, sebuah kota pelabuhan Italia yang
cukup ramai.(Bersambung/Rizki Ridyasmara)
nah, gimana sejarahnya? seru gak? ya inilah sejarah yang belum diungkap oleh oleh Amerika Serikat itu sendiri, karena mereka sangat membenci sekali orang islam, tapi tidak sedikit juga penduduk paman sam tersebut mencintai islam dan memeluk agama Islam (Subhanalloh).
Show EmoticonHide Emoticon