Sebagai seorang muslim tentu kita yakin bahwa suatu karunia yang
teramat besar Allah menganugerahkan almamater Islam kepada kita. Kenapa ?
Karena Allah telah menunjuki kita suatu jalan agar manusia selamat dan
bahagia hidupnya di dunia dan di akhirat. Sebagaimana yang di
firmankanNya :
“…….. Pada hari ini, telah kusempurnakan agamaMu, dan telah
kucukupkan nikmatKu, dan telah ku ridhoi Islam sebagai agama bagiMu…….” (Q.S Al-Maidaah ayat : 3)
Orang yang telah di beri sebuah pemberian yang berharga tapi tak
peduli dan mengabaikan pemberian tersebut tentu akal sehat kita dapat
menyebutnya sebagai orang yang tidak tahu diri dan berterimakasih. Bisa
jadi dengan itu almamater yang telah melekat pada diri kita akan lepas
dan tidak di akui di hadapanNya kelak. Maka wajar saja kalau Allah
menghukum kita atas dasar ketidak-tahu-dirian dan kekurang-ajaran kita
itu.
Oleh karena itu tiada jalan lain bagi kita sebagai bentuk rasa syukur
dan terimakasih kepada Allah adalah berusaha dengan sungguh-sungguh
menjadi muslim yang benar. Lalu bagaimana langkah awal agar kita menjadi
muslim yang benar ? Tentunya dengan mengenal terlebih dahulu apa itu
Islam. Sebab bagaimana seseorang mau ber-Islam dengan benar sementara ia
tak tahu apa itu Islam dan apa saja yang di tuntut darinya. Lalu, apa
itu Islam ?
Apakah seseorang disebut Islam karena bapak-ibu, kakek-nenek dan
leluhurnya dulu adalah orang-orang Islam ? Sebagaimana kasta Brahmana
dalam ajaran Hindu. Seseorang di sebut Brahmana -yang sangat dimuliakan
karena kasta tertinggi- adalah disebabkan lahir dari rahim seorang
Brahmana bagaimanapun keadaannya. Tak peduli apakah ia bodoh, pintar,
rajin, malas dsb. Yang jelas syarat utamanya adalah lahir dari rahim
seorang Brahmana. Apakah seperti itu ?
Ataukah Islam adalah pusaka suatu bangsa ? Ketika kita terlahir dan
tinggal di tengah-tengah masyarakat mayoritas Islam maka secara otomatis
Islam-lah kita. Sebagaimana sebutan bagi bangsa Inggris karena terlahir
di tengah masyarakat Inggris. Apa juga seperti itu ?
Tentu saja nurani dan akal sehat kita menolaknya. Islam itu jalan
kemuliaan. Apakah adil jika mulia dan tidaknya seseorang ditentukan oleh
hal-hal yang sifatnya bukan pilihan ?. Orang tidak bisa memilih di
keturunan mana atau di daerah mana ia akan dilahirkan. Tentunya Allah
yang Maha Adil dan Bijaksana tidak akan berlaku seperti itu.
Lha, jika begitu apa itu Islam ? Ternyata islam adalah sebutan untuk pengetahuan dan tindakan mempraktekkan pengetahuan
tersebut. Apabila pengetahuan dan tindakan seseorang mencerminkan
Muslim maka muslim-lah ia sekalipun ia anak seorang pendeta dan tinggal
di tengah masyarakat kristen. Namun apabila pengetahuan dan praktik
seseorang tidak mencerminkan muslim maka ia bukanlah seorang muslim
meskipun ia anak seorang Syaikh dan tinggal di tengah masyarakat muslim
sangat sholeh.
Itulah saudara/saudariku identitas Islam yang sebenarnya. Bukan
identitas keturunan dan atau tempat kelahiran semata melainkan terpancar
dari pengetahuan dan tindakan praktek dari pengetahuan tersebut. Itulah
mengapa pengetahuan tentang Islam menjadi teramat penting sebagai
gerbang pertama menjadi seorang muslim yang benar. Tentunya itu juga
sebagai wujud rasa syukur dan terimakasih kita atas pemberiannya yang
teramat berharga. Jika tidak, bisa jadi almamater yang telah melekat
tersebut bahkan semenjak lahir akan tidak di akui di hadapanNya kelak. Na’udzubillah
Maka tiada jalan lain untuk mensyukuri nikmatnya yang begitu berharga
ini dengan jalan mempertajam pengetahuan keislaman dan mempraktikkannya
dalam setiap langkah hidup kita. Agar Islam kita bukanlah Islam menurut
kriteria keturunan dan kebanyakan orang tapi sesuai dengan kriteria
yang di kehendakiNya. Insya Allah dengan demikian kita akan selamat dan
berangkulan di surgaNya kelak.
“Ya Allah, sebagaimana engkau lahirkan kami sebagai muslim, matikan kami dalam keadaan muslim sejati” Aamiin
Referensi : E Book Dasar-dasar Islam Abul A’laa Al Maududi
Source: eramuslim.com
Show EmoticonHide Emoticon