Slider

Powered by Blogger.

Inspirasi

Misteri

Health

Fashion

Kuliner

Video Rekomentasi


1. Makna Belajar
    Belajar adalah proses. Kita pasti memiliki pengalaman sendiri dengan belajar. Salah satu pengalaman yang kita sadari atau tidak menunjang keberhasilan anda dalam belajar adalah kesabaran. Bila kita tidak sabar dalam belajar, maka pasti kita tidak bisa menikmati belajar, sebab belajar adalah sebuah proses. Untuk menyelesaikan sebuah proses, kita membutuhkan waktu. Artinya, belajar itu membutuhkan waktu.
2. Gangguan dan Kesulitan Belajar
    Learning Disorder atau gangguan belajar adalah kekurangan yang tidak tampak secara lahiriah. Ketidakmampuan dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang yang berbeda dengan orang normal lainnya. Jadi orang yang mengalami gangguan tidak seperti orang cacat atau orang yang mengalami kelumpuhan.
    Learning Disorder adalah keterbelakangan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk menafsirkan apa yang mereka lihat dan dengar. Learning Disorder juga merupakan ketidakmampuan dalam menghubungkan berbagai informasi yang berasal dari berbagai bagian otak mereka. Kelemahan ini akan tampak dakam beberapa hal, seperti kesulitan dalam berbicara dan menuliskan sesuatu, koordinasi, pengendalian diri atau perhatian. Kesulitan-kesulitan ini akan tampak ketika mereka melakukan kegiatan-kegiatan sekolah, dan menghambat proses belajar membaca, menulis, atau berhitung yang seharusnya mereka lakukan.
3. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar
    Mengenali kesulitan belajar jelas berbeda dengan mendiagnosis penyakit cacar air atau campak. Cacat air dan campak tergolong penyakit dengan gejala yang dapat dikenali dengan mudah. Berbeda dengan kesulitan belajar yang sangat rumit dan meliputi banyak sekali kemungkinan penyebab, gejala-gejala, perawatan, serta penanganan.
    Tidak semua kesulitan dalam proses belajar dapat disebut Learning Disorder. Sebagian anak mungkin hanya mengalami kesulitan dalam mengembangkan bakatnya kadang-kadang seseorang memperlihatkan ketidakwajaran dalam perkembangan alaminya, sehingga tampak seperti penderita Learning Disorder, namun ternyata hanyalah keterlambatan dalam proses pendewasaan diri saja. Sebenarnya, para ahli telah menentukan kriteria-kriteria pasti dimana seseorang dapat dikatan sebagai penderita Learning Disorder. Dalam buku berjudul Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Diagnosis yang didasarkan pada DSM umumnya dilakukan ketika seseorang mengajukan perlindungan asuransi kesehatan dan layanan perawatan.
Kesulitan belajar dapat dibagi menjadi tiga kategori besar.
1)    Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa
2)    Permasalahan dalam hal kemampuan akademik
3)    Kesulitan lainnya, yang mencakup kesulitan dalam mengoordinasi gerakan anggota tubuh serta prmasalahan belajar yang belum dicakup oleh dua kategori diatas.
Masing-masing kategori itu mencakup pula kesulitan-kesulitan yang lebih spesifik.
1)    Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa
Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa sering menjadi indikasi awal bagi kesulitan belajar yang dialami seorang anak.
Adapun cirri-ciri spesifikasi tentang kesulitan dalam berbicara dan berbahasa adalah sebagai berikut :
a.    Keterlambatan dalam hal pengucapan bunyi bahasa
b.    Keterlambatan dalam hal mengeksprisikan pikiran atau gagasannya melalui bahasa yang baik dan benar
c.    Keterlambatan dalam hal pemahaman bahasa
2)    Gangguan kemampuan akademik
Siswa-siswi yang mengalami gangguan kemampuan kemampuan akademik berbaur bersama teman-teman sekelasnya demi meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung mereka. Seseorang dapat dapat didiagnosis mengalami gangguan ini, bila mengalami :
a.    Keterlambatan dalam hal Membaca
b.    Keterlambatan dalam hal Menulis
c.    Keterlambatan dalam hal Berhitung
3)    Gangguan belajar lainnya
Dalam buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders mencatat kategori tambahan, seperti gangguan motorik, dan gangguan perkembangan khusus yang belum diklasifikasikan.
4. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar
    Para ahli kesehatan jiwa menekankan bahwa hingga saat ini masih belum ada seorang pun yang mengetahui secara pasti sebab-sebab musibah kesulitan belajar. Oleh karena itu,mereka tidak sanggup membantu para orang tua untuk menemukan penyebab pasti dari gangguan kejiwaan ini serta melakukan tindakan pencegahan.
    Dewasa ini, teori yang paling banyak penganutnya menyatakan bahwa kesulitan belajar itu disebabkan oleh kerusakan susunan dan fungsi otak. Dalam kasus-kasus tertentu, sebagian para ahli meyakini bahwa kerusakan terjadi sebelum sang anak dilahirkan.
a.    Gangguan perkembangan otak semasa bayi masih berupa janin
Selama kehamilan, otak janin telah berkembang dari bentuk sel tunggal menjadi suatu organ yang terdiri dari milyaran sel saraf yang saling terkait satu sama lain, serta masing-masing memiliki fungsi khusus yang disebut neuron. Selama proses evolusi yang menarik ini, mungkin terjadi kesalahan dalam pembelahan sel, sehingga menyebabkan cacat pada neuron atau hilangnya ikatan antarneuron tersebut.
b.    Faktor- faktor lain yang mempengaruhi perkembangan otak
-    Faktor Genetik
-    Tembakau, alcohol, dan penggunaan obat-obatan lainnya
-    Masalah selama kehamilan dan kelahiran
-    Racun di lingkungan sekitar anak-anak
5. Hubungan Kesulitan Belajar  dengan Perbedaan pada Otak
    Ketika meneliti orang yang mengidap kesulitan belajar, para ahli telah menemukan beberapa perbedaan dan fungsi pada otak. Contoh, penelitian terbaru menyatakan adanya kemungkinan variasi dari bagian otak yang disebut dengan planum temprole, area yang berhubungan dengan bahasa yang ditemukan pada kedua belahan otak. Pada penderita disleksia, kedua bagian tersebut mempunyai ukuran yang sama. Sebaliknya, pada orang normal, bagian kiri planum temporal memiliki ukuran lebih besar. Sebagian peneliti yakin bahwa kesulitan membaca dipengaruhi oleh perbedaan ini.
6. Mengenali Kesulitan Belajar Sejak Dini
    Kesulitan belajar yang dialmai anak-anak yang sopan dan pendiam di kelas kemungkinan besar sulit dideteksi. Anak-anak dengan kepandaian diatas rata-rata yang berhasil naik kelas di tengah-tengah kesulitannya itu, juga sulit untuk dideteksi. Berbeda dngan anak-anak hiperaktif yang lebih mudah dideteksi dengan jalan memantau tindakannya yang terlampau aktif itu. Hiperaktif biasanya diawali saat anak berusia dibawah 4vtahun, dan sulit untuk dideteksi hingga anak tersebut masuk sekolah.
7. Hubungan Kesulitan Belajar dengan Bimbingan Konseling
    Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar untuk membantu siswa agar berhasil dalam belajar, untuk itu sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa.
Dalam kondisi seperti ini, pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat penting untuk dilaksanakan guna membantu siswa dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. (Thohirin, 2007: 12) Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah yang berperan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam berbagai hal terutama masalah kesulitan belajar harus senantiasa mendapat perhatian yang serius agar kesulitan belajar tersebut dapat  segera teratasi. Dari sini peranan bimbingan dan konseling di sekolah mulai diperlukan dan bukan saja untuk mengatasi kesulitan belajar siswa akan tetapi juga membantu guru dalam mengenal siswanya secara lebih dalam sehingga bimbingan dan konseling lebih sistimatis dan bermutu. Bimbingan dan konseling yang keberadaannya semakin dibutuhkan dalam dunia pendidikan merupakan suatu badan yang mempunyai fungsi sangat penting.Dengan kata lain bimbingan dan konseling mempunyai peran dalam mencarikan jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses belajar mengajar.
8. Langkah-Langkah Operasional Diagnostik
Secara umum langkah-langkah pelaksanaan diagnostik kesulitan belajar selaras dengan langkah-langkah pelaksanaan bimbingan belajar. Namun secara khusus langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar itu dapat diperinci lebih lanjut, mengingat pada hakekatnya hanya merupakan salah satu bagian atau jenis bimbingan belajar.Menurut Thorndike dan Hagen (1955: 530-532), diagnostik dapat diartikan sebagai:
1.    Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang di alami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya;
2.    Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
3.    Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
Di dalam konsep diagnostik tersebut, secara implisit telah tersimpul konsep prognosisnya.Dengan demikian, di dalam pekerjaan diagnostik bukan hanya sekadar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.
Seorang siswa dianggap mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu (berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam TIK atau ukuran tingkat kapasitas atau kemampuan dalam program pelajaran time allowed dan atau tingkat perkembangannya).
9. Pengajaran Remedial
A. Konsep Dasar Pengajaran Remedial (Remedial Teaching)
    Secara metodologis penanganan kasus kesulitan belajar-mengajar dapat dilakukan melalui pendekatan pengajaran remedial, bimbingan dan konseling, psikoterapi dan pendekatan lainnya. Secara esensial, proses pengajaran remedial pada hakikatnya serupa dengan proses belajar-mengajar biasa. Perbedaannya terletak pada :
·    Tujuannya lebih diarahkan pada peningkatan prestasi.
·    Strategi pendekatan lebih menekankan penyesuaian terhadap keragaman kondisi obyektif.
a.    Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahapan kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar-mengajar.

Langkah prosedur pelaksanaan pengajaran remedial
(1)     Penelaahan kembali kasus dengan permasalahannya
Sasaran pokok langkah ini adalah :
·    Diperolehnya gambaran yang lebih definitif mengenai karakteristik kasus berikut permasalahannya.
·    Diperolehnya gambaran yang lebih definitif mengenai fasibilitas alternatif tindakan remedial yang direkomendasikan.
(2)    Menentukan alternatif pilihan tindakan
Dari hasil penelaahan yang kita lakukan pada langkah pertama itu akan diperoleh kesimpulan mengenai dua hal pokok yaitu :
a)    karakteristik khusus yang ditangani secara umum, dapat dikategorikan pada salah satu dari tiga kemungkinan berikut :
·    kasus yang memiliki kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan pola strategi belajar yang lebih sesuai, efektif dan efisien.
·    Kasus yang memiliki hambatan-hambatan ego-emosional, potensi-fungsional, sosial-psikologis dalam penyesuaian dengan dirinya dan lingkungannya.
·    Kasus yang memiliki kecenderungan ke arah kemampuan menemukan dan mengembangkan pola-pola strategi teknik belajar yang sesuai, efektif dan efisien.
b) alternatif pemecahannya
Sebagai dasar pertimbangan yang fundamental dalam proses pengambilan keputusan, antara lain beberapa prinsip :
·    Efektivitas, menjamin tercapainya tujuan pengajaran remedial yang diharapkan.
·    Efisiensi, memerlukan usaha dan pengorbanan serta fasilitas seminimal mungkin dengan hasil yang diharapkan seoptimal mungkin.
·    Keserasian.
(3)     Layanan bimbingan dan konseling
Langkah ini pada dasarnya bersifat pilihan bersyarat (optimal and conditional)ditinjau dari kerangka keseluruhan prosedur pengajaan remedial.
Kesulitan yang dapat ditangani para guru umumnya :
·    Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kurangnya motivasi dan minat belajar.
·    Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang sikap negatif terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar.
·    Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kebiasaan belajar yang salah
·    Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang ketidakserasian antara kondisi objektif keragaman pribadinya dengan kondisi objektif instrumental input dan lingkungannya.
(4)    Melaksanakan pengajaran remedial
Sasaran pokok dari setiap pengajaran remedial ini adalah tercapainya peningkatan prestasi atau kemampuan penyesuaian diri sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
(5)     Mengadakan pengukuran prestasi belajar kembali.
Hasil pengukuran ini memberikan informasi seberapa jauhatu seberapa besar perubahan telah terjadi baik secar kulitatif maupun kuantitatif.
(6)     Mengadakan re-evaluasi dan re-diagnostik.
(7)     Remedial pengayaan atau pengukuran (tambahan)
Sasaran pokok langkah ini ialah agar hasil remedial itu lebih sempurna dengan diadakan pengayaan dan pengukuhan.
b.    Beberapa Asumsi yang Mendasari Prosedur Pengajaran Remedial
Pokok-pokok pikiran tersebut ialah :
(1)    Terdapat keragaman individual di dalam kemampuan dalam arti kecepatan belajar.
(2)    Sampai batas mormalitas tertentu, setiap individual mungkin dapat mencapai tingkat penguasaan prestasi belajar.
(3)    Proses belajar mengikuti asas keseimbangan (continuous progres)
c. Beberapa Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial
Ross dan stanley (1956 : 332-345) menjelaskan bahwa tindakan strategis itu seyogianya dapat dilakukan secara kuratif dan preventif. Dinkmeyer dan Caldwell (dalam bukunya Development Counseling, 1970) menambahkan bahwa hal itu dapat dilakukan dengan upaya yang bersifat pengembangan (development)
a.    Strategi dan teknik pendekatan pengajaran remedial yang bersifat kuratif.
Sasaran pokok dari tindakan ini agar :
(1)    Siswa yang prestasinya jauh sekali dibawah batas kriteria keberhasilan minimal, diusahakan pada suatu saat dapat memadai kriteria keberhasilan minimal.
(2)    Siswa yang sedikitmasih kurang atau bahkan telah tinggi dapat lebih disempurnakan.
Ø    Teknik pendekatan pengajaran remedial kuratif :
(a)    Pengulangan (repetion)
Pengulangan ini dapat terjadi dari beberapa tingkat :
·    Pada setiap akhir jam pertemuan
·    Pada setiap akhir pelajaran
·    Pada akhir satuan program studi (triwulan/semester)
Pelaksaan pelayanan remedial :
·    Secara perorangan
·    Secara kelompok
Waktu dan cara pelaksanaannya :
·    Diadakan pada jam pertemuan kelas biasa
·    Diadakan di luar jam pertemuan biasa
·    Diadakan kelas remedial
·    Diadakan pengulangan secara total
(b)    Pengayaan dan pengukuhan (enrichment and reinforcement)
Materi program pengayaan  adalah ekivalen, suplemener, tugas rumah dan tugas di kelas.
(c)    Percepatan (acceleration)
b.    Strategi dan pendekatan yang bersifat preventif
Pendekatan preventif ditunjukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan data dapat diprediksikan akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi. Sasaran pokok dari pendekatan ini adalah berusaha sedapat mungkin agar hambatan-hambatan yang diantisipasikan itu dapat direduksi seminimal mungkin sehingga siswa diharapkan dapat mencapai prestasi. Pendekatan preventif bertolak dari hasil pre-test atau test of entering behaviour.
Ø    Teknik layanan yang diperlukan
·    Layanan kepada kelompok belajar homogen
·    Layanan pengajaran individual
·    Layanan pengajaran secarakelompok dengan dilengkapi kelas khusus remedial dan pengayaan
c.    Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial yang Bersifat Pengembangan (development)
Pendekatan ini dapat dalam bentuk sistem pengajaran berprogram, sistem pengajaran modul, self instruktion audio tutorial system dan sebagainya.
B. Evaluasi Pengajaran Remedial
a.    Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi diagnostik dan remedi adalah membantu para siswa agar dengan kemampuannya dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar.
b.    Perangkat Kriteria Kebaikan Suatu Model Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial
Ø    Cara pendekatan yang rasional dan empirik :
(1)    Pendekatan rasional terhadap masalah keserasian suatu model strategi dan teknik pendekatan pengajaran remedial, yaitu dikembangkan dalam : bentuk pertanyaan pada setiap aspek yang dinilai, bentuk atau format skala penilaian atau daftar cek.
(2)    Remedial empirik terhadap masalah keserasian suatu model strategi dan teknik pengajaran remedial.
Russell (1974 :92-95) mengemukakan suatu model perhitungan mengenai taraf keefektifan dan kelancaran sesuatu model atau sistem pengajaran modul yang mempunyai nilai diagnostik dan remedial yang mempergunakan data angka nilai prestasi belajar siswa dengan menggunakan formula.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, D. M. (2003). PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR. Jakarta: PT. RINEK CIPTA.
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. RINEK CIPTA.
Budiardjo, L. (2008). Keterampilan Belajar belajar bagaimana belajar. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Modul Diagnistic Kesulitan Belajar dan Pengajaran remidial. (1984). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.
Subini, N. (2011). Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Yogyakarta: JAVA LITERA.
Wood, D. (2007). Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.



   

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
Post Comments
Viewed Articles
Thanks For Your Comment Here